Keep Smile Everyday whatever happens Live your Life with Love and Laugh
PROMO CMP (Classic Mulberry Powder)
PROMO CMP DARI NFONLINE SHOP~IDR 130rb/boxIDR 375rb/3boxIDR 690rb/6boxIDR 888rb/8box
PEMBELIAN LEBIH DARI 6 BOX FREE ONGKIR SE INDONESIA!
INFO LENGKAP
PENARIKAN Indomie berpengawet berbahaya di Taiwan membuat masyarakat cemas. Mereka khawatir Indomie di pasaran Indonesia juga sama saja. Benarkah mi instan berbahaya bagi kesehatan?
Bagi warga Ibu Kota, makanan instan sepertinya sudah menjadi bagian dari gaya hidup mereka. Kesibukan membuat makanan instan bak dewa penolong. Salah satunya adalah mi instan. Tinggal rebus beberapa menit, tambahkan bumbunya, mi lezat dengan berbagai sensasi rasa pun siap disantap. Tak heran bila mi instan sangat disukai oleh berbagai kalangan, tua, muda, hingga anak-anak.
Namun, para penggemar mi instan kini tengah dilanda rasa kekhawatiran. Apalagi kalau bukan karena berita penarikan Indomie di pasar Taiwan. Salah satu produk mi instan besitan PT Indofood Sukses Mandiri ini disebut-sebut mengandung bahan pengawet yang berbahaya. Bahan pengawet yang dimaksud adalah Methyl PHydroxybenzoate (nipagin) yang digunakan pada mi dan benzoicacid yang digunakan pada bumbu. Berdasarkan hasil tes Departemen Kesehatan Taiwan, kedua bahan pengawet tersebut tidak lolos dalam klasifikasi barang impor.
“Methyl P-Hydroxybenzoate biasanya dipakai untuk bahan kosmetik, sedangkan benzoicacid dipakai untuk bahan pengawet makanan, tetapi dilarang dipakai di mi instan,” tutur kepala administrasi bagian medicine food Wang Shu Fen.
Jika hasil tes Departemen Kesehatan Taiwan menyatakan Indomie mengandung dua bahan pengawet terlarang, maka lain halnya dengan hasil riset Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Menurut BPOM, Indomie sudah dipastikan memenuhi standar dan memastikan mi instan Indomie produksi PT Indofood, aman untuk dikonsumsi. “Produk Indomie di Indonesia sudah terdaftar dan memenuhi persyaratan kesehatan,” tutur Kepala Badan POM, Kustantinah.
Lebih lanjut Kustantinah menuturkan, penggunaan nipagin sebagai bahan pengawet telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 722 /Menkes/Per/IX/88 tentang bahan tambahan pangan.
”Salah satu bahan tambahan yang diatur adalah nipagin (Methyl P-Hydroxybenzoate) yang berfungsi sebagai pengawet dengan batas maksimum penggunaan. Pengawet memang dibolehkan untuk kosmetik dan obat. Untuk makanan seperti mi instan, asalkan tidak melebihkan kadar maksimum yang ditentukan Badan POM, yakni 250 mg per kg,” ujar dia. Sejauh ini, menurut BPOM, Indomie yang beredar di Indonesia telah memenuhi persyaratan sebagai makanan yang aman untuk dikonsumsi.
Hal yang sama juga dikatakan oleh pakar pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Ir Eddy Setyo Mudjajanto, kedua bahan pengawet yang digunakan oleh produk Indomie adalah jenis yang sangat aman, selama penggunaannya tidak melebihi batas maksimal dari yang ditentukan.
“Selain memperhatikan jenis pengawet apa yang digunakan, jumlahnya juga harus dilihat. Walaupun bahan pengawet ada yang dinyatakan aman digunakan, namun jika penggunaannya melebihi batas yang ditentukan, pasti menjadi tidak aman,” tandasnya.
Selain itu, makanan instan yang digunakan juga dilihat dari seberapa sering bahan tersebut dikonsumsi. Jika makanan instan yang dikonsumsi menggunakan bahan pengawet yang tidak aman dan dikonsumsi dalam jumlah yang sering, maka bukan tidak mungkin penyakit pun akan menghampiri.
“Semakin sibuk seseorang, semakin sering juga dia mengonsumsi makanan instan, itu biasanya terjadi secara otomatis,” tutur dosen Jurusan Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB ini.
Apabila seseorang sering mengonsumsi makanan instan yang mengandung bahan pengawet yang berbahaya, maka secara jangka panjang bisa menyebabkan kanker. Kanker yang diderita pun berbeda-beda, tergantung pada jenis bahan pengawet dan makanan yang masuk ke dalam tubuh. “Kanker yang bisa diderita seperti kanker kulit, kanker payudara, dan lainnya,” paparnya.
Sementara untuk jangka pendek yang dialami apabila seseorang mengonsumsi makanan yang terpapar bahan pengawet adalah bisa menimbulkan infeksi atau keracunan yang bisa menyebabkan iritasi kulit, sakit tenggorokan, diare, pernapasan terganggu, serta sakit kepala atau pusing. “Makan makanan instan memang berisiko,” ujarnya.
Untuk itu, disarankan oleh Eddy, bagi mereka yang gemar mengonsumsi makanan instan, hendaknya diimbangi dengan mengonsumsi antioksidan atau makanan yang bervitamin seperti vitamin A, C, dan E. “Perbanyak sayuran dan buah-buahan apabila susah untuk menghentikan kebiasaan mengonsumsi makanan instan dan selalu berolahraga untuk mendapatkan hidup yang sehat,” saran Direktur Diploma IPB ini.
Entri Populer
-
Phonix skill Quest syarat : Fire mastery lv 5(pelajari dengan buku) - pergi ke gua clement lt3 klik "tanda Quest" fire pillar ...
-
exp rate : 20/40x drop rate:10x drop ny kenceng gan ini seal gak gampang ke 120 tp kalo dah 121 keatas expny lebih besar daripada seal ...
-
Seorang fotografer New York, Sally Davies mengutarakan penemuan berkaitan dengan "Happy Meals Project". Davies membeli dan membiar...
-
Battle Of Immortal (BoI) adalah permainan MMORPG online. Saya jelaskan cara untuk membuat koin dalam game cepat, cepat, dan mudah. Metode ...
-
yg mau main Seal, pernah ngalamin crash pada gameguard nya? udh beres instal step by step tp tetep crash/error? coba deh download & i...
-
Tentu kita sudah tidak asing lagi dengan istilah klorofil, yang dalam arti harafiah nya adalah zat hijau daun yang dihasilkan oleh tumbuhan...
-
Kabar Gembiraaaaaaaaaaaaa!!! SEKARANG DIET JADI LEBIH MUDAH BERKAT WMP !!! Apa itu WMP? WMP (Weight Management Program) dari nama nya aj...
-
Begitu hebat nya khasiat CMP untuk berbagai masalah kesehatan, berikut beberapa testimonial dari para konsumen.. TESTIMONIAL DI ATAS HA...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Comment untuk mendapat backlinks, mohon comment yang memang perlu dan membangun, bukan comment asal asalan atau sekedar nitip link.